Sadis! Lingga Darurat Lapangan Kerja: 908 Warga Hengkang, 600 Honorer Menganggur, 100 Keluarga Cerai Akibat Ekonomi, Pemkab Dinilai Gagal Berikan Langkah Konkret

Rabu, 23 Juli 2025 - 16:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potret Bupati Lingga, M. Nizar dan Wakil Bupati Lingga, Novrizal.

Potret Bupati Lingga, M. Nizar dan Wakil Bupati Lingga, Novrizal.

Beritalingga.com, Lingga – Kabupaten Lingga kini berada di ambang krisis sosial-ekonomi yang mengkhawatirkan. Minimnya lapangan kerja, gelombang pengangguran, dan angka perceraian yang melonjak tajam menjadi potret buram kegagalan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Lingga dalam menjamin kesejahteraan masyarakatnya.

Data resmi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Lingga menyebutkan bahwa sebanyak 908 warga memilih hengkang ke luar daerah hanya dalam enam bulan pertama tahun 2025.

Artinya, rata-rata lebih dari 5 warga meninggalkan Lingga setiap harinya. Sementara hanya 433 pendatang baru yang memilih menjadi warga Lingga.

Kepala Disdukcapil Kabupaten Lingga, Recky Sarman Timur, menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan warga Kabupaten Lingga yang pindah Domisili ke luar Daerah dan warga dari Daerah luar pindah Domisili menjadi warga Kabupaten Lingga bermacam-macam.

“Pekerjaan dan pendidikan yang mendominasi warga tersebut pindah domisili. Namun demikian, kami juga tidak bisa menghentikan warga yang ingin pindah domisili,” ujar Recky saat diwawancarai pada Selasa (22/7).

Baca Juga :  Kapolres Lingga Launching “Kampung Bersih Narkoba” di Desa Batu Kacang: Wujud Nyata Perang Melawan Narkoba

Recky menyampaikan untuk daerah yang menjadi sasaran penduduk Kabupaten Lingga lebih dominan masih di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

“Namun, sebagaian juga ada yang pindah hingga ke luar Provinsi Kepulauan Riau. Ada yang wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Papua,” ungkapnya.

Angka ini mengonfirmasi tren eksodus penduduk yang terus berulang tanpa solusi konkret dari Pemkab.

Lebih memilukan lagi, 600 lebih tenaga honorer yang dirumahkan sejak April 2025 kini hidup tanpa kejelasan nasib.

Dari jumlah itu, hanya sekitar 110 orang yang dipanggil kembali melalui skema outsourcing di Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Sisanya? Dibiarkan menggantung, sementara pemerintah seolah abai terhadap masa depan para pegawainya sendiri.

Baca Juga :  Dinsos PPPA Lingga Menggelar Pelatihan Manajemen dan Penanganan Kasus AMPK

“Kami hanya ingin bekerja, menghidupi keluarga. Tapi kami malah dibuang, tanpa kepastian,” ujar salah satu eks honorer yang kini menjadi buruh serabutan.

Kini, Kabupaten Lingga bukan hanya kehilangan penduduk, tapi juga kehilangan harapan.

Jika mengacu pada data tahun sebelumnya, pada 2024 tercatat 1.900 warga pindah domisili ke luar daerah dan hanya 112 yang masuk.

Angka ini menunjukkan bahwa selama dua tahun terakhir, lebih dari 2.800 jiwa meninggalkan Lingga, menjadikan kabupaten ini sebagai ladang kosong janji-janji pembangunan yang tak kunjung terealisasi.

Tak hanya soal ekonomi dan migrasi, kehancuran juga merembet ke institusi keluarga.

Hakim Pengadilan Agama Dabo Singkep, Afnan Rasyidi, mengungkapkan bahwa 100 kasus perceraian terjadi hanya dalam periode Januari–Juni 2025. Penyebab dominannya? Masalah ekonomi.

Baca Juga :  ASN Ini Bikin Kegaduhan Usai Gagal Dilantik Jadi Pjs Kades Pulau Medang, Sebut Bupati Lingga Rendahkan Marwahnya, Begini Tanggapan Nizar

“Sebagian besar perkara perceraian yang masuk karena ketidakharmonisan rumah tangga akibat tekanan ekonomi dan pengangguran,” ungkapnya diwawancarai.

Fakta-fakta ini memperjelas bahwa Lingga sedang darurat. Bukan darurat biasa, tetapi darurat yang menyentuh sendi-sendi paling dasar kehidupan masyarakat dalam hal pekerjaan, rumah tangga, dan masa depan.

Sayangnya, pemerintah daerah masih terkesan bermain aman, lebih sibuk dengan program lainnya ketimbang menyentuh akar persoalan.

Minimnya upaya membuka lapangan kerja produktif, lambannya inovasi di sektor ekonomi rakyat, hingga tak adanya terobosan dalam menyerap tenaga kerja lokal memperparah situasi.

Masyarakat kini menuntut langkah nyata, bukan sekadar pidato manis dan janji-janji proyek, termasuk penyerapan 3000 tenaga pekerja lokal dari salah satu Perusahaan besar yang digadang-gadang hingga menjemput ke negeri China.

Penulis : Yudiar Kalman

Follow WhatsApp Channel beritalingga.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pemdes Marok Kecil Siapkan Rp500 Juta untuk Perbaikan 20 Rumah Tidak Layak Huni
Warga Singkep Serbu Bazar Pasar Murah PDAM Tirta Lingga, 200 Paket Bahan Pokok Habis Terjual Kurang Dari 1 Jam
Pemkab Lingga Tunaikan Kewajiban Bayar Pajak PBB Asrama Mahasiswa Lingga di Bandung
Guyur Kejakasaan Rp2,3 Miliar Pajak PBB Rp32,7 Juta Enggan Dibayar: Pemkab Biarkan Asrama Mahasiswa Lingga di Bandung Terancam Digusur
Pemkab Lingga Guyur Rp2,3 Miliar untuk Pembangunan Gedung Kejari Ditengah Penanganan Kasus Korupsi, Rp32,7 Juta Pajak PBB Asrama Mahasiswa Singkep di Bandung 5 Tahun Justru Diabaikan
Dugaan Pungli Lapas Dinilai Tidak Tuntas, Jaka Putra Justru Pindah Tugas
Kesurupan Massal di SMA Negeri 02 Singkep, 8 Siswa Dipulangkan untuk Pemulihan
PDAM Tirta Lingga Akan Gelar Bazar Murah Besok Hari di 4 Kecamatan, Harga Berbanding Jauh Dari Pasar !
Berita ini 5,108 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 21:19 WIB

Pemdes Marok Kecil Siapkan Rp500 Juta untuk Perbaikan 20 Rumah Tidak Layak Huni

Rabu, 1 Oktober 2025 - 20:59 WIB

Warga Singkep Serbu Bazar Pasar Murah PDAM Tirta Lingga, 200 Paket Bahan Pokok Habis Terjual Kurang Dari 1 Jam

Rabu, 1 Oktober 2025 - 12:31 WIB

Pemkab Lingga Tunaikan Kewajiban Bayar Pajak PBB Asrama Mahasiswa Lingga di Bandung

Selasa, 30 September 2025 - 12:35 WIB

Guyur Kejakasaan Rp2,3 Miliar Pajak PBB Rp32,7 Juta Enggan Dibayar: Pemkab Biarkan Asrama Mahasiswa Lingga di Bandung Terancam Digusur

Senin, 29 September 2025 - 21:10 WIB

Pemkab Lingga Guyur Rp2,3 Miliar untuk Pembangunan Gedung Kejari Ditengah Penanganan Kasus Korupsi, Rp32,7 Juta Pajak PBB Asrama Mahasiswa Singkep di Bandung 5 Tahun Justru Diabaikan

Berita Terbaru