Gerakan Ayah Antar Anak Sekolah Dari Program GATI BKKBN Bangkitkan Harapan Anak-anak yang Merindukan Kehadiran Ayah

Selasa, 15 Juli 2025 - 09:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi kebersamaan seorang ayah dan anak sejak dini. (Dok. Beritalingga)

Ilustrasi kebersamaan seorang ayah dan anak sejak dini. (Dok. Beritalingga)

Beritalingga.com, Jakarta – Tahun ajaran baru 2025/2026 membuka lembaran baru bagi keluarga Indonesia. Sebuah langkah menyentuh hati dihadirkan melalui kebijakan pemerintah yang tak sekadar administratif, tapi menyentuh sisi paling hangat dalam keluarga dan kasih sayang seorang ayah.

Lewat Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyerukan para ayah untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah.

Gerakan ini bukan sekadar rutinitas pagi hari, melainkan simbol kehadiran, perhatian, dan cinta yang selama ini sering terabaikan.

Tak dapat dimungkiri, data yang menjadi latar belakang GATI cukup menggugah, 1 dari 5 anak atau 20,9 persen anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah.

Hanya 37,17 persen anak usia 0–5 tahun yang dibesarkan oleh kedua orang tua secara bersamaan.

Baca Juga :  Kecamatan Senayang Ikut Ramaikan Joget Dangkong, Tarian Kebudayaan Melayu Riau-Lingga

Dalam heningnya pagi, di balik senyum anak-anak yang memulai hari, ternyata banyak yang menyimpan rindu akan sosok ayah yang terlalu lelah, terlalu sibuk bekerja, atau bahkan telah tiada akibat perceraian ataupun kematian.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, dengan penuh empati menyampaikan bahwa GATI adalah bentuk “emansipasi pria” dalam keluarga.

“Jika dahulu Kartini memperjuangkan hak perempuan untuk hadir dalam ruang publik, maka kini saatnya laki-laki mengambil peran penuh dalam ruang domestik. Menjadi ayah bukan hanya peran biologis, tapi juga emosional dan spiritual,” ungkapnya melalui siaran pers. Senin, (14/7/2025).

Di tengah dunia yang kian cepat dan penuh tekanan, banyak anak yang tumbuh dalam sunyi, meski berada dalam rumah yang ramai.

Baca Juga :  Pada Tahu Gak Nih ? Dana Kas KORPRI Lingga Ada Rp2 Miliar Loh, Bisa Dipakai Untuk Nikah dan Berobat

Fenomena fatherless atau ketiadaan ayah secara fisik maupun emosional telah dikaitkan dengan meningkatnya kasus gangguan mental, krisis identitas, hingga rasa percaya diri yang rendah.

“Melalui GATI, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa pelukan ayah, ciuman di kening, atau tanya kecil ‘sudah sarapan?’ bisa jadi penopang utama bagi ketahanan jiwa anak-anak kita. Ini bukan hanya soal pengasuhan, tapi soal menyelamatkan masa depan,” ujar Wihaji.

Program GATI tak hanya mendorong ayah untuk mengantar anak ke sekolah. Gerakan ini mengajak para pria untuk menjadi pendengar yang baik, menjadi panutan yang membumi, dan membangun komunikasi hangat dengan anak-anaknya sejak usia dini hingga dewasa.

Di kota-kota dan desa-desa, mulai terlihat ayah-ayah muda yang dengan penuh cinta menuntun tangan kecil putra-putrinya, menyapa guru dengan senyum, dan melepas anak mereka masuk kelas dengan doa dalam hati.

Baca Juga :  Dinas Sosial dan Diskominfo Lingga Bentuk Kerjasama, MoU Fasilitasi Informasi Layak Anak

Bagi banyak anak, ini mungkin kali pertama mereka merasa: “Ayahku ada di sini… untukku.”

GATI bukan hanya program. Ia adalah gerakan hati. Ia adalah pergeseran budaya, bahwa ayah tidak hanya pencari nafkah, tapi juga penjaga cinta.

Ayah tidak harus selalu kuat tapi harus hadir. Ayah tidak harus selalu tahu jawabannya tapi harus selalu mau mendengar.

Dalam satu langkah kecil menuju gerbang sekolah, ada cinta besar yang ditanamkan. Dalam genggaman tangan ayah, ada harapan yang diperjuangkan.

Dan dalam setiap “Selamat belajar, Nak,” yang terucap dari bibir seorang ayah, ada masa depan bangsa yang sedang dibangun dengan hati.

Penulis : Yudiar Kalman

Follow WhatsApp Channel beritalingga.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Imigrasi Batam Deportasi Enam WNA, 186 Pelanggaran Izin Tinggal Terungkap Sepanjang 2025
Terdakwa Kasus Investasi Bodong BNI Life Divonis 3 Tahun 9 Bulan Penjara, Hakim: “Karena Mengakui Kesalahan dan Mempunyai Anak Kecil”
E. Aura Naqiyya Qalesya, Siswi SMPN 2 Dabo Singkep Raih Juara Terbaik II di Ajang FTBI Provinsi Kepri 2025
Lagi, Damkar Dabo Lingga Bersihkan Tumpahan Solar di Jalan Telex Menuju Bandara, Kejadian ke-7 Pelaku Masih Berkeliaran Bebas
Ratusan Massa Gelar Rapat Terbuka di Dabo Lingga, F-Petir: “Kami Hanya Ingin Pekerjaan Kami Punya Payung Hukum”
BREAKING NEWS! Ratusan Massa Rapat Terbuka di Depan Sekre F-PETIR Lingga
PLN Dabo Bagikan 1.387 Paket Sembako Kepada Warga Singkep Lingga
Tumpahan Minyak Solar di Jalan Raya Kian Marak Terjadi, Dishub Lingga Datangi SPBU Dabo
Berita ini 78 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 18:17 WIB

Imigrasi Batam Deportasi Enam WNA, 186 Pelanggaran Izin Tinggal Terungkap Sepanjang 2025

Selasa, 4 November 2025 - 14:10 WIB

Terdakwa Kasus Investasi Bodong BNI Life Divonis 3 Tahun 9 Bulan Penjara, Hakim: “Karena Mengakui Kesalahan dan Mempunyai Anak Kecil”

Senin, 3 November 2025 - 14:50 WIB

E. Aura Naqiyya Qalesya, Siswi SMPN 2 Dabo Singkep Raih Juara Terbaik II di Ajang FTBI Provinsi Kepri 2025

Minggu, 2 November 2025 - 17:28 WIB

Lagi, Damkar Dabo Lingga Bersihkan Tumpahan Solar di Jalan Telex Menuju Bandara, Kejadian ke-7 Pelaku Masih Berkeliaran Bebas

Jumat, 31 Oktober 2025 - 16:20 WIB

Ratusan Massa Gelar Rapat Terbuka di Dabo Lingga, F-Petir: “Kami Hanya Ingin Pekerjaan Kami Punya Payung Hukum”

Berita Terbaru