BeritaLingga.com, LINGGA – Ketua DPD Generasi Anak Melayu (GERAM) Kepri Bersatu Kabupaten Lingga meminta tegas Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lingga menghentikan aktivitas renovasi bangunan Cagar Budaya Wisma Timah Singkep. Hal ini diduga dapat merusak nilai-nilai sejarah.
Adanya aktivitas renovasi bangunan Cagar Budaya Wisma Timah Singkep yang dilakukan pihak ketiga (diduga pelaku usaha) yang tak kunjung berhenti meski telah menimbulkan kisruh dari berbagai pihak membuat sejumlah pihak berang.
Menurut Ketua DPD GERAM Lingga, Juli Wahyudi, aktivitas yang dilakukan oleh pihak ketiga terhadap gedung bangunan bersejarah Wisma Timah Singkep yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Pemerintah Kabupaten Lingga layak dihentikan.
Pasalnya, sejak dimulainya pengerjaan renovasi pada bangunan tersebut hingga saat ini, tidak mengantongi izin.
“Kami Generasi Anak Melayu tidak akan tinggal diam, hargai pemerintah dan penetapan sebagai bangunan cagar budaya,” tegas Juli saat dikonfirmasi BeritaLingga.com melalui panggilan Whatsapp, Minggu, (16/06/2024).
Juli mengatakan, aktivitas renovasi pada bangunan yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya ini seharusnya mengantongi izin dari Pemerintah Daerah.
“Kordinasi saja tidak ada, setidaknya dilakukan terlebih dahulu komunikasi ke pemerintah atau dinas yang bersangkutan. Wajib kantongi izin dulu, jangan asal-asalan saja melakukan renovasi bangunan cagar budaya ini,” Kata Juli.
Sebagai informasi, berdasarkan historis cagar budaya, Bangunan Wisma Timah yang terletak di Jalan Merdeka Kelurahan Dabo Lama, Kecamatan Singkep ini selesai pembangunannya pada tahun 1938, pada zaman penjajahan Belanda saat Tambang Timah dibuka di Dabo Singkep.
Pada masanya bangunan ini dipergunakan sebagai tempat tinggal pimpinan Belanda di Dabo Singkep, dan sebagai tempat hiburan bagi para karyawan dan pimpinan tambang timah.
Sementara itu berdasarkan Arkeologis Bangunan ini bercirikan arsitektur bangunan kolonial. Ciri yang utama terletak pada penggunaan atap berbentuk limas dan jendela serta pintu yang lebar dan tinggi.
Secara arsitektural bangunan ini tidak banyak
mengalami perubahan, lantai yang terbuat dari tegel juga masih asli jaman kolonial. Bagian dalam yang sudah mengalami perubahan adalah adanya penggunaan asbes.
Penulis : DK
Editor : Red